Mendeskripsikan pengetahuan peta |
Mengidentifikasi simbol-simbol pada peta |
Mengidentifikasi peta topografi berdasarkan kontur |
Mengidentifikasi syarat peta yang harus ada dalam penyajian peta |
Menganalisa perhitungan skala pada kontur peta |
Mengidentifikasi simbol-simbol pada peta |
Menganalisa kenampakan tertentu pada peta |
Mengidentifikasi skala peta |
Menganalisa perbadingan jarak peta dan skala peta |
Mengidentifikasi proyeksi yang terdapat dalam peta |
Menganalisa perubahan skala peta |
Mengidentifikasi kenampakan pada peta berdasarkan warna |
Mendeskripsikan peta chorografi |
Mengidentifikasi alat yang digunakan dalam mengukur luasan peta |
Mengidentifikasi syarat objektif pada informasi peta |
Mendeskripsikan komponen kelengkapan peta |
Mendeskripsikan penggolongan industri berdasarkan jumlah pekerja |
Mendeskripsikan jenis industri berdasarkan contoh nya |
Mengidentifikasi penentuan lokasi industri menurut Weber |
Mendeskripsikan kegiatan industri berdasarkan perencanaan dan pembuatan |
Mendeskripsikan kegiatan relokasi industri |
Mengidentifikasi faktor lokasi industri |
Mengidentifikasi kegiatan industri berdasarkan penggolongan ekstraktif |
Mengidentifikasi berdasarkan jenis industri |
Mengidentifikasi pengelompokan letak industri |
Mendeskripsikan faktor perkembangan industri |
Mengidentifikasi penemu lokasi industri |
Mengidentifikasi kawasan berikat |
Mendeskripsikan bahan dari alam yang digunakan dalam industri |
Mendeskripsikan komponen berdirinya industri |
Mendeskripsikan perkembangan industri di lokasi siswa |
Mendeskripsikan pengertian penginderaan jarak jauh |
Mendeskripsikan gambaran sensor pada penginderaan jauh |
Mengidentifikasi alat penginderaan jauh |
Mengidentifikasi tingkat kegelapan pada citra |
Mengidentifikasi mengenal objek satu dengan yang lain |
Mendeskripsikan tahapan data geografi dari hasil penginderaan jauh |
Mengidentifikasi alat yang digunakan dalam mengenali objek |
Menganalisis skala foto udara pada pesawat terbang |
Mendeskripsikan rona dan warna dalam media spektral |
Mendeskripsikan tahapan kerja SIG |
Mendeskripsikan komponen perangkat keras SIG |
Mendeskripsikan output dalam hasil kerja SIG |
Mendeskripsikan sensor pada data digital |
Mendeskripsikan proses kerja SIG |
Blog belajar geografi merupakan pelayanan yang diberikan guru terhadap siswanya agar siswa dapat mengetahui informasi-informasi penting tentang pelajaran geografi
Selasa, 11 Desember 2012
Kisi2 UAS 2012
Selasa, 13 November 2012
KONSEP WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN
A.
Pola Keruangan Desa
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah camat, dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam
ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. (UU No. 5 Th 1979 Pasal 1)
Desa adalah merupakan suatu hasil perwujudan geografis yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang
terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah
lain. (R. Bintarto)
Unsur-unsur desa, yaitu : daerah/wilayah,
penduduk dan tata kelakuan/tata kehidupan.
Ciri-ciri desa antara lain:
- memiliki ikatan kekeluargaan yang erat (gemmeinschaft)
- umumnya bermatapencaharian di sektor pertanian
- norma agama dan hukum adat masih kuat
Dilihat sebagai suatu wilayah hinterland, desa berfungsi sebagai : wilayah sumber bahan pangan, sumber penyedia tenaga kerja, tempat
rekreasi, dan pusat industri kecil dan kerajinan rakyat.
Sistem perhubungan/pengangkutan di pedesaan dipengaruhi oleh : keadaan topografi, letak desa, dan fungsi desa terhadap kawasan
disekitarnya.
Potensi desa adalah seluruh sumber daya yang
tersimpan di desa yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kelangsungan
hidup masyarakat dan pembangunan desa. Potensi desa tersebut terdiri dari
potensi fisik dan non fisik. Potensi fisik meliputi : lokasi, kesuburan tanah,
air, iklim, topografi, keanekaragaman hayati, manusia. Potensi non fisik meliputi
: sikap gotong royong, lembaga/organisasi desa.
B.
Pola Keruangan Kota
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. (Peraturan menteri dalam
negeri No. 2 Th 1987, Pasal 1)
Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami
dan nonalami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar, corak kehidupan
yang lebih heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah di
sekitarnya. (R. Bintarto)
Ciri-ciri kota:
§ Ciri fisik:
- Terdapat pusat-pusat perbelanjaan (seperti supermarket)
- Adanya tempat parkir yang memadai
- Adanya tempat rekreasi dan olah raga
- Adanya gedung-gedung pemerintahan
§ Ciri sosial:
- Masyarakatnya heterogen
- Bersifat individualistis dan materialistis
- Mata pencaharian masyarakatnya nonagraris
- Hubungan kekerabatan mulai pudar (gesselchaft)
- Norma adat dan keagamaan tidak begitu ketat
1) Klasifikasi kota secara numerik (berdasarkan jumlah penduduk)
- Kota kecil (20.000 – 50.000 jiwa)
- Kota sedang (50.000 – 100.000 jiwa)
- Kota besar (100.000 – 1.000.000 jiwa)
- Kota metropolis (di atas 1.000.000 jiwa)
2) Klasifikasi kota secara non-numerik (berdasarkan tingkat perkembangannya)
a. Eopolis d. Megalopolis
b. Polis e. Tryanopolis
c. Metropolis f. Nekropolis
Berdasarkan fungsinya, kota terdiri dari : kota pusat produksi, kota pusat perdagangan, kota pusat pemerintahan,
dan kota pusat kebudayaan.
Pola penggunaan lahan kota : teori konsentris
(Burgess), teori sektor (Homer Hoyt) dan teori inti ganda (Harris Ullman).
Urbanisasi
Pengertian
urbanisasi dapat diartikan sebagai:
- Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di kota.
- Pemekaran wilayah kota dalam suatu negara atau wilayah.
- Proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana
kehidupanperkotaan.
- Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Faktor penyebab
urbanisasi secara umum ada 2, yaitu faktor pendorong (push factors) yang muncul
dari pedesaan dan faktor penarik (pull factors) yang datang dari kota.
C.
Interaksi Wilayah Desa dan Kota
Interaksi adalah suatu hubungan timbal-balik yang saling berpengaruh antara
dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan dan
permasalahan baru.
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi
antarwilayah, yaitu :
1) Adanya wilayah yang saling melengkapi (Regional
Complementarity)
2) Adanya kesempatan untuk berintervensi (Intervening
Opportunity)
Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang (Spatial Transfer Ability)
D.
Perwilayahan dan Pusat Pertumbuhan
Wilayah adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu. Suatu
wilayah bisa diklasifikasikan berdasarkan satu atau beberapa karakteristik.
Contoh klasifikasi wilayah, yaitu:
- Wilayah formal/uniform region adalah suatu
kawasan geografis yang seragam atau homogen.
- Wilayah fungsional/nodal
region/polarized region adalah kawasan geografis yang memiliki beberapa
pusat kegiatan yang saling berhubungan
Perwilayahan adalah suatu proses delineasi (pembatasan) suatu wilayah. Proses ini membutuhkan kriteria sebagai dasar pembatasnya .Untuk perwilayahan formal adalah untuk mengetahui wilayah mana yang seragam. Teknik yang biasa digunakan dalam pembatasan wilayah formal adalah dengan metode nilai bobot indeks. Untuk penentuan batas wilayah fungsional dipakai dua pendekatan yaitu: analisis arus dan analisis gravitasi. Dalam membuat perwilayahan berdasarkan fenomena geografis terdapat tiga aspek yang dapat dijadikan dasar untuk menentukannya, yaitu: keadaan fisik, keadaan ekonomi, keadaan sosial dan budaya. Menentukan batas wilayah pertumbuhan. Pusat pertumbuhan merupakan suatu kawasan yang perkembangannya sangat pesat sehingga dapat dijadikan pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi wilayah lain disekitarnya.
Secara umum, fungsi pusat pertumbuhan adalah:
- memudahkan koordinasi
- melihat perkembangan wilayah
- meratakan pembangunan di seluruh wilayah
Teori dasar pusat pertumbuhan, antara lain :
1) Teori tempat yang sentral (Central
place theory) yang dikemukakan oleh Walter Christaller seorang geograf dari
Jerman pada tahun 1933.
2) Teori kutub pertumbuhan (Growth poles
theory) yang dikembangkan oleh Francois Perroux seorang ahli ekonomi dari
Perancis pada tahun 1955.
Teori tempat yang sentral. Teori ini menyatakan
bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan
penduduk, harus terletak pada suatu tempat yang sentral, yaitu suatu tempat
yang memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik mereka yang
terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari
barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya.
Berdasarkan jenis
pusat pelayanan, hierarki tempat yang sentral dibedakan menjadi:
- Tempat sentral yang berhierarki 3 (k = 3) adalah pusat pelayanan yang
berupa pasar atau sering disebut kasus pasar optimal.
- Tempat sentral yang berhierarki 4 (k= 4) dinamakan situasi lalu lintas yang
optimum, artinya daerah tersebut dan daerah disekitarnya yang terpengaruh
tempat sentral itu memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien.
- Tempat sentral yang berhierarki 7 (k = 7) dinamakan situasi administratif
yang optimum. Situasi administratif yang dimaksud berupa kota pusat
pemerintahan.
Untuk dapat menerapkan teori Christaller pada suatu daerah, ada 2 syarat
utama yang harus dipenuhi, yaitu:
§ topografi wilayah relatif seragam
§ tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya
produksi primer seperti padi-padian, kayu dan batu bara.
Teori kutub pertumbuhan. Teori ini menyatakan
bahwa pembangunan tidak terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat
tertentu dengan intensitas yang berbeda. Tempat-tempat itulah yang dinamakan pusat
atau kutub pertumbuhan.
Kegiatan yang
mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan industri berskala besar sebagai
penggerak (leading industry).
Keberadaan leading industry ini
diharapkan dapat menimbulkan spread
effect (efek penjalaran) dan trickling
down effect (efek penetasan).
Di Indonesia,
penerapan pusat-pusat pertumbuhan pada dasarnya merupakan penerapan gabungan
teori Christaller dan Perroux. Wilayah-wilayah pembangunan utama di Indonesia
dibagi dalam 4 Region utama, yaitu:
1) Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama adalah kota
Medan. Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan I, meliputi: Aceh dan Sumatera Utara, yang pusatnya di
Medan.
Wilayah Pembangunan II, meliputi: Sumatera Barat dan Riau, yang pusatnya di
Pekanbaru.
2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Jakarta.
Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan III, meliputi: Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu,
pusatnya di Palembang.
Wilayah Pembangunan IV, meliputi: Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah
dan D.I. Yogyakarta, pusatnya di Jakarta.
Wilayah Pembangunan V, meliputi: Kalimantan Barat, pusatnya di Potianak.
3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Surabaya.
Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan VI, meliputi: Jawa Timur dan Bali, pusatnya di
Surabaya.
Wilayah Pembangunan VII, meliputi: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, dengan pusatnya di Samarinda.
4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama adalah Makassar
(Ujung Pandang). Wilayah ini terdiri dari :
Wilayah Pembangunan VIII, meliputi: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, pusatnya di Makassar.
Wilayah Pembangunan IX, meliputi: Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara,
pusatnya di Manado.
Wilayah Pembangunan X, meliputi: Maluku dan
Papua, berpusat di Sorong.Kamis, 07 Juni 2012
Kisi2 Ujian
Menjelaskan tujuan pengelolaan sumber daya alam yang utama |
Menjelaskan perbedaan perkebunan besar dan kecil |
Mendeskripsikan penyebab punahnya keanekaragaman sumber daya alam |
Mengidentifikasi sumber daya alam berdasarkan golongan |
Mengidentifikasi sumber daya alam berdasarkan contoh lingkungan |
Menjelaskan tujuan pengelolaan sumber daya alam |
Menyebutkan salah satu pembangkit tenaga alam |
Menyebutkan bentuk-bentuk sistem pengolahan sampah |
Menyebutkan proses pengolahan sampah dari hasil sumber daya |
Menjelaskan proses ekploitasi yang efisiensi |
Menyebutkan salah satu komponen biotik |
Mengidentifikasi bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya pencemaran |
Mengidentifikasi usaha perlindungan sumber daya alah hayati |
Menjelaskan tentang komponen lingkungan hidup abiotik |
Menganalisa perilaku manusia dalam kelangsungan makhluk hidup |
Menyebutkan komponen penentu dalam lingkungan hidup |
Mengidentifikasi konservasi sumber daya alam hayati |
Menyebutkan bagian dari ekosistem pantai |
Menjelaskan penyebab kerusakan pada komponen lingkungan hidup |
Mengidentifikasi pelestarian lingkungan yang dikonservasi pemerintah |
Menyebutkan salah satu lokasi cagar alam di Indonesia |
Menyebutkan salah satu lokasi suaka margasatwa di Indonesia |
Menganalisa proses ekologi sebagai sistem penyangga |
Menjelaskan salah satu program pelestarian kekayaan alam |
Menyebutkan komponen abiotik dalam lingkungan hidup |
Menjelaskan cara pencegahan erosi pada daerah pantai |
Menjelaskan upaya mencegah banjir di daerah perkotaan |
Menganalisa pengaruh penurunan lingkungan hidup |
Menyebutkan salah satu usaha mencegah pencemaran udara |
Menjelaskan ilmu yang berhubungan denganekosistem |
Menjelaskan pembangunan berkelanjutan di wilayahnya |
Menjelaskan pentingnya tempat pembuangan akhir |
Jumat, 11 Mei 2012
Ujian Kelas VII
Pilihlah jawaban A, B, C, D dan E yang menurut anda paling tepat.
1. Persentasi gas Nitrogen
(N2) pada atmosfer
adalah …
a. 78,08% c. 70,08%
b. 21% d. 12%
2. Lapisan udara tempat terjadinya berbagai peristiwa cuaca adalah ... .
a. troposfer c. thermosfer
b. stratosfer d. mesosfer
3. Lapisan udara tempat perambatan
gelombang radio adalah ... .
a. troposfer c. thermosfer
b. stratosfer d. mesosfer
4. Lapisan di
luar jangkauan atmosfer setelah thermosfer dari bumi adalah ... .
a. troposfer c. thermosfer
b. stratosfer d. eksosfer
5. Perbedaan yang paling mendasar antara cuaca dan iklim adalah ... .
a. waktu dan wilayahnya
b. waktu dan temperaturnya
c. curah hujan dan wilayahnya
d. penyinaran matahari dan wilayahnya
6. Klasifikasi iklim yang didasarkan pada ratio bulan kering terhadap bulan
basah dikemukakan oleh ... .
a. Koppen c. Schmidt Ferguson
b. Oldeman d. I Made Sandy
7. Hujan yang terjadi karena angin yang panas bertiup menuruni pegunungan disebut hujan ... .
a. zenithal d. frontal
b. orografis e. konveksi
8. Awan tebal berwarna
kelabu kehitam-hitaman dan menimbulkan hujan lebat beserta petir disebut …
a. Sirus c. comulunimbus
b. stratusnimbus d. comulustratus
9. Angin Bohorok di Sumatera Utara bersifat panas dan kering. Sifat tersebut
diperoleh karena angin Bohorok ... .
a. bergerak turun setelah menjatuhkan hujan
b. bergerak turun menuju dataran rendah
c. berasal dari puncak Bukit Barisan
d. berasal dari daerah yang miskin uap air
10. Angin Kumbang
merupakan angin frontal yang berada di daerah…
a. Cirebon c. Medan
b. Yogyakarta d. Makasar
11. Daerah “tropic of cancer” terletak di ... .
a. 11,50 LS c. 23,50 LU
b. 11,50 LU d. 470 LS
12. Pembagian iklim menurut W. Koppen didasarkan pada ... .
a. curah hujan dan tekanan udara
b. penguapan dan kelembaban
c. temperatur dan curah hujan
d. temperatur dan penguapan
13. Wilayah Indonesia yang beriklim Af menurut Koppen, secara
alami memiliki jenis hutan ... .
a. stepa c. sabana
b. hujan tropis d. musim
14. Wilayah Indonesia yang beriklim Am menurut Koppen, secara
alami memiliki jenis hutan ... .
a. stepa c. sabana
b. hujan tropis d. musim
15. Diketahui dalam suatu
wilayah terdapat Bulan Kering 3 bulan dan Bulan Basah 6 bulan. Maka menurut
Scmidt Ferguson termasuk tipe iklim …
a. A d. D
b. B e.
E
Langganan:
Postingan (Atom)